Pages

Salam Perkenalan

Assalamu'alaikum wr.wb., Selamat Datang di Salman Educa Info. Anda dapat mengambil informasi yang anda perlukan dengan mendatakan diri sebagai tamu (follow) dan like. Semoga menjadi kawasan informasi yang bermanfaat. Redaksi akan menerima kritikan, saran yang bermanfaat bagi perbaikan blogger kita. Tks.

Jumat, 19 November 2010

PENDEKATAN PENDIDIKAN KE MASA DEPAN IMPLIKASI GLOBAL

Pendahuluan
Global dunia ditandai oleh derasnya arus komunikasi dan informasi yang mampu menerobos dan melintasi dinding pemisah antar daerah, pulau, dan bahkan antar negara. Pada era ini, jarak yang membatasi posisi antar negara di belahan dunia bukan lagi merupakan kendala atau hambatan yang sulit untuk ditembus dalam proses komunikasi. Dunia yang begitu luas ini dapat ditransformasikan seolah-olah menjadi sebuah desa atau perkampungan kecil yang dapat dijangkau dengan cepat dari segala arah, sehingga setiap peristiwa yang terjadi pada suatu daerah atau negara dapat dengan mudah didengar atau dilihat oleh negara lain seketika itu juga. Jagat raya ibarat sebuah globe yang berupa peta dunia berbentuk seperti bola yang berada diatas sebuah meja, sehingga dengan hanya memutar posisi bola tersebut suatu daerah atau negara-negara lain dapat dilihat berkali-kali dengan mudah. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi komunikasi yang cukup pesat dan cenderung spektakuler.
Implikasi dari era global ini antara lain adalah terjadinya perdagangan bebas antar negara atau kawasan. Perdagangan bebas antar kawasan asia (Asian Free Trade Area) akan diberlakukan pada tahun 2003, sedangkan NAFTA (North Asian Free Trade Area) akan diberlakukan sekitar tahun 2020. Pada sistem perdagangan bebas tersebut, suatu negara dapat menunjukkan dan sekaligus mempromosikan segala kehebatannya kepada negara lain secara leluasa. Produk-produk dari pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni masing-masing negara akan saling berkompetisi demi merebut dan menguasai pangsa pasar lokal maupun global. Dengan demikian, akan terjadi perang produk dari segi fisik maupun finansial. Hal yang paling dibutuhkan oleh suatu negara dalam menghadapi pasar bebas tersebut adalah menyiapkan sumber daya manusia yang cukup baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.
Indonesia yang merupakan salah satu dari negara yang terlibat dalam sistem perdagangan bebas harus memiliki strategi yang jitu untuk menghadapi era yang sarat dengan kompetisi tersebut. Strategi tersebut tentunya disusun dan dibuat berdasarkan atas kemampuan bangsa Indonesia dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumberdaya manusianya.
Sebagai pengalaman politik dalam alam demokrasi, Indonesia telah melakukan pemlihan presiden secara langsung dan juga telah memiliki pemimpin nasional yang akan membawa bangsa Indonesia ke arah pembaharuan. Kabinet Indonesia bersatu menampilkan kemauan pemimpin untuk melakukan pembaharuan. ke arah yang lebih baik.
Bagi bangsa Indonesia, ada dua fenomena, yaitu fenomena global dan fenomena internal. Fenomena internal adalah persoalan-persoalan di dalam negeri sendiri.
Mengingat republik ini merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk terbesar, maka sesungguhnya hal utama yang perlu dipikirkan dalam menyusun dan menentukan strategi tersebut adalah memperkuat pembangunan sumberdaya manusia yang kuat, cerdas, mempunyai jati diri, cinta tanah air, integritas, bermartabat, bermoral, agamais dan berkualitas melalui sektor pendidikan dan selayaknya menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional. Hal ini beralasan bahwa dasar pembangunan nasional adalah manusia yang mampu membangun dan membawa negara ini kearah keadilan dan kemakmuran bagi penduduknya.
Sebagai ilustrasi, diibaratkan negara ini adalah sebuah kendaraan kapal raksasa, maka manusia memanajemen kapal ini secara bersama-sama agar tepat sasaran dan bermartabat; demikian kapal ini tidak pernah berhenti hanya pada satu pelabuhan, selalu berangkat lagi menuju pelabuhan lain, dan kapal ini tidak pernah bocor. Semakin tua kapal ini, tetap kuat dan semakin harum namanya karena tetap terpelihara. Antara satu pelabuhan ke pelabuhan lain selalu membawa hasil, dan hasilnya selalu menguntungkan pada penghuni kapal tersebut.
Kenyataan yang ada saat ini, negara kita penuh dengan ketakutan, kecemasan, penuh kecurigaan dan hal-hal negatif lainnya. 58 tahun kemerdekaan republik ini dari segi usia, namun belia secara phisik dan kecerdasan. Pembangunan tidak pernah tepat sasaran, hanya kemerdekaan yang tetap ada diperoleh yang selalu dirayakan setiap tahun sebagai pemberian yang ridho dari Tuhan setelah perjuangan demi perjuangan yang diperoleh oleh para pejuang dimasa lalu. Krisis dimensi ekonomi yang membawa dampak buruk kepada krisis lainnya (multi krisis): krisis kepercayaan, krisis moral, krisis integritas. Tindakan-tindakan negatif yang dilakukan para pemimpin penyelenggara negara sampai bawahan, seperti: korupsi, kolusi, dan nepotisme. Tindakan-tindakan ini membawa pegaruh yang buruk kepada masyarakatnya. Kejahatan yang timbul pada masyarakat adalah ekses dari ketidak stabilan yang timbul oleh karena kelakuan penyelenggara negara yang buruk dalam memanajemen negara. Pencurian, perampasan, pemerkosaan, penyalahgunaan pemakaian narkotika dan obat-obat bahaya dan terlarang (narkoba) hingga tawuran pelajar adalah akibat dari ketidak benaran sistem pemerintahan menyelenggarakan administrasi dan manajemen negara. Tindakan negatif tersebut adalah persoalan moral bangsa dan kelaparan.
Harapan dan kenyataan yang tergambarkan di atas mempunyai kesenjangan dan merupakan secuil persoalan yang dihadapi republik ini yang bernama Indonesia. Sebagai negara yang memasuki era globalisasi dan akan bersaing dengan negara-negara lain. Oleh karena itu, kunci utama adalah memusatkan perhatian kepada sumberdaya yang dimiliki, melalui pendidikan.
B. Wawasan Globalisasi
Pada prinsipnya, proses globalisasi ada yang bertujuan intensional atau reflektif, ada pula yang sifatnya impersonal. Proses globalisasi yang intensional, misalnya dapat terlihat di dalam kegiatan perdagangan dan pemasaran. Sedangkan proses globalisasi yang impersonal dapat kita lihat misalnya dalam gerakan fundamentalisme agama, atau kecenderungan pasar.
Proses globalisasi bergerak sejalan dalam tiga arena kehidupan manusia: arena ekonomi, politik dan budaya. Di dalam arena ekonomi, proses tersebut mempengaruhi peraturan-peraturan social dalam produksi, pertukaran barang, distribusi, konsumsi baik barang maupun pelayanan (service). Dalam arena politik proses globalisasi meyatakan diri di dalam pengaturan social dalam kaitannya dengan konsentrasi serta aplikasi kekuasaan. Dalam arena budaya proses globalisasi menyatakan diri di dalam pengaturan social dalam kaitannya dengan pertukaran dan ekspresi symbol megenai fakta, pengertian, kepercayaan, selera, dan nilai-nilai. (Tilaar, 1997).
Tilaar (1997: 21) dalam kesimpulannya mengemukakan, bahwa:” Fenomenologi globalisasi sifatnya reflektif, artinya menimbulkan keasadaran atas kemanusiaan, misalnya rasa simpati terhadap penderitaan bencana alam, perang, adanya pasar global, dan HAM. Proses globalisasi berarti lenyapnya pertentangan antara universalisme dan partikularisme, Gemeinschaft dan Gesellschaft, publik dan swasta, dunia kerja dan keluarga.
Seperti telah diuraikan proses globalisasi mempunyai tiga dimensi pokok yaitu globalisasi ekonomi, globalisasi politik, dan globalisasi budaya.
1. Globalisasi ekonomi
Ekonomi dunia telah melahirkan negara-negara industri raksasa serta korporasi perdagangan raksasa. Di dalam proses globalisasi ekonomi muncul usaha-usaha, seperti strategic management yang bertujuan untuk mengadakan forecast, yaitu untuk menyelidiki hubungan antara organisasi dengan pasar, pemasok, dan pelanggan. Begitu pula penerapan total quality management (TQM) yang merupakan motor dari produk-produk yang diunggulkan. Di Jepang, misalnya muncullah quality control circle (QCC) yang merupakan salah satu kekuatan pokok dari kemajuan idustri di Jepang. Selanjutnya, dalam proses globalisasi memunculkan pentingnya team work yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi. Dalam mencapai efisiensi dan produktivitas maka dikembangkan pula desentralisasi manajerial, yaitu pusat-pusat pengambilan keputusan tidak lagi di sentralisasi, tetapi di desentralisasi bukan hanya pada kantor-kantor pusat, tetapi pada kantor-kantor daerah atau negara lain yang tela di desentralisasikan. Dalam hal ketenagakerjaan, terdapat kecenderungan untuk merekrut tenga kerja yang fleksibel, yaitu tenaga-tenaga paruh waktu, atau sub kontrak. Demikian pula di dalam pemanfaatan sumberdaya manusia atau pekerja, diadakan rotasi-rotasi tanggung jawab dimana semua potensi sumberdaya manusia dari tingkat manajer sampai pekerja diberikan kesempatan untuk merumuskan kebijakan dan melaksanakannya. Dalam proses globalisasi ekonomi tampak berbagai dimensi yang penting karena antara tipe ideal dan keadaan dewasa ini memang masih terdapat kesenjangan. Dimensi-dimensi itu, antara lain: perdagangan, produksi, investasi, ideologi organisasi, pasar uang, dan pasar kerja.
2. Globalisasi politik
Proses globalisasi politik juga berkaitan dengan semakin berkurangnya kekuasaan negara karena perkembangan ekonomi dan budaya yang mengarah pada struktur ekonomi dan budaya global. Kita antara lain mengenal apa yang disebut trans-national corporation (TNC) yang semakin berkembang dewasa ini. Begitu pula sektor-sektor yang secara tradisional dikuasai pemerintah semakin diambil alih oleh sector swasta, misalnya di dalam pertahanan dan keamanan (contoh: satpam). Dalam bidang komunikasi dan manajemen ekonomi, peranan swasta semakin lama semakin besar malah menuju pada kegiatan internasional atau kegiatan antar pemerintah. Dalam hal kedaulatan negara, unit-unit politik yang lebih luas atau supranasional, seperti Uni Eropa, ASEAN, dan dalam hubungan multilateral dikenal OPEC. Juga tidak heran apabila muncul konsep atau ide tentang pemerintahan global (global government), misalnya hasil karya The Commision on Global Governance: Our Global Neighborhood. Gejala ini menunjukkan munculnya suatu supranaionalistik, yang pada saat ini memang masih dipertanyakan kemungkinan lahirnya di masa depan. Apa yang disebut masalah-masalah bumi memang sudah mulai dirasakan sejak munculnya The Club of Rome yang telah mempublikasikan hasilnya The Limits to growth pada tahun 1972. Kekhawatiran umat manusia terhadap bumi yang memerlukan pemeliharaan agar pembangunan manusia terhadap bumi yang memerlukan pemeliharaan agar pembangunan manusia dapat berkesinambungan maka lahirlah pertemuan yang terkenal di Reo de Jeneiro tahun 1992: The Earth Summit. Ummat manusia dewasa ini sangat prihatin terhadap masalah biodiversity yang harus diselamatkan dari kepunahan. Ada dua bahaya yang mengancam punahnya biodiversity, yaitu eksploitasi ekonomis dan perusakan habitat. Dalam eksploitasi ekonomi(s) tampak, misalnya punahnya badak Afrika dan badak Jawa bercula satu yang dipercayai mempunyai khasiat yang ada pada cula-cula badak itu, gajah Afrika yang diburu untuk memperoleh gadingnya, dan ikan paus yang hampir punah karena minyak dan dagingnya.Perubahan habitat dikarenakan terjadinya urbanisasi yang hebat sehingga menghancurkan lahan-lahan hijau untuk dijadikan daerah perkotaan. Ekosistem manusia sudah mulai terganggu dengan menipisnya lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kesehatan ummat manusia. Begitu pula karena emisi chloro fluoro carbon (CFC) yang banyak digunakan dalam kaleng-kaleng aerosol untuk spray dan lemari pendingin. Kota Jakarta dan Bangkok terkenal paling tinggi polusinya yang disebabkan oleh efek hidro carbon dari mobil-mobil dan emisi industri yang juga merusak hutan karena hujan asam. Juga kita kenal glass house effect. Semua polusi tersebut diperkirakan telah menyebabkan naiknya temperatur bumi, dan pada abad 21 para ahli meramalkan temperatur permukaan bumi akan naik 2 sampai 4,5C. Masalah-masalah di atas tidak dapat dipecahkan dan diselesaikan lagi oleh individu, masyarakat bahkan negara. Usaha-usaha pemecahannya haruslah bersifat antar negara. Dalam proses globalisasi politik terdapat dimensi-dimensi seperti kedaulatan negara, focus pemecahan masalah, organisasi internasional, hubungan internasional, dan politik budaya. Dalam kedaulatan negara, tipe ideal yang diinginkan ialah hapusnya kedaulatan masing-masing negara. Pemecahan masalah-masalah lokal tidak dapat lagi berdiri sendiri, tetapi selalu di dalam konteks masyarakat global. Dalam hal ini peranan organisasi internasional akan semakin kuat dan dominan dan mengatasi organisasi nasional.
3. Globalisasi Budaya
Ada anggapan bahwa budaya dunia dewasa ini dalam keadaan kacau (chaos). Pengamatan ini barangkali ada benarnya. Apabila sebelumnya kita mengenal bentuk-bentuk budaya yang terikat dengan waktu dan tempat, yang beraneka ragam dengan nilai-nilainya yang spesifik, dunia yang mengalami proses globalisasi di segala bidang telah mengancam keberadayaan budaya yang terikat kepada tempat dan waktu tersebut. Betapa kuatnya ikatan etnis dari suatu golongan maupun ikatan bangsa yang ada di duinia ini, namun proses globalisasi telah mulai merasuk ke dalam ikatan-ikatan etnis yang primordial yang mengakibatkan ikatan-ikatan itu mengalami kelonggaran-kelonggaran.
C. Hakikat Pendidikan
Banyak teori yang yang dikemukakan para ahli pendidikan (dalam/luar negeri) memberikan pengertian pendidikan. Mengutamakan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada Pasal 1, dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain. Karena itu sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Pendidikan merupakan suatu sistem, dimana komponen-komponen pendidikan sebagai unsur-unsur yang saling berhubungan dan menyatu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen-komponen pendidikan tersebut adalah: Tujuan Pendidikan, Pendidik, Peserta didik, Sarana dan Prasarana Pendidikan, Evaluasi, Kurikulum, Metodologi Pengajaran, Media Pendidikan, Jenjang, Jenis dan Jalur Pendidikan.
Kegiatan yang dilakukan dalam pendidikan melalui perencanaan, pengorganisasian, penatalaksanaan, pengarahan, pengawasan dan fungsi-fungsi lainnya dalam sistem manajemen pendidikan. Urutan kegiatan suatu proses secara umum adalah: input, proses, dan hasil
C. Pendidikan di era Global: Solusi untuk Mega Proyek
Kajian tentang Global sebagai suatu fenomena, dan refleksi bagi bangsa Indonesia menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yaitu: bagaimana bangsa Indonesia menyikapi global?, apa saja yang terjadi pada global itu?, hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan oleh bangsa Indonesia menghadapi global?. Siapakah yang pantas mempersiapkan itu?. manusia yang bagaimana yang diharapkan mampu bersaing di era global?, bagaimana caranya?, dan banyak lagi pertanyaan yang timbul.
Menyikapi fenomena globalisasi dan refleksinya bagi bangsa Indonesia adalah secara sikap positif, arif dan bijaksana. Kejadian-kejadian global itu menunjukkan perlunya kita melangkah maju ke depan dengan mempersiapkan diri sesuai bidang kita masing-masing. Yang harus dipersiapkan adalah memanajemen sumberdaya yang dimiliki, terutama sumberdaya manusia melalui pendidikan. Yang pantas mempersiapkan adalah seluruh komponen masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya untuk jawaban dari dua pertanyaan terakhir diilustrasikan sebagai mega proyek. Sebagai solusi digambarkan skema berikut.



Evaluasi

masukan (input) proses (process) keluaran hasil (output)

Manajemen Pendidikan
GLOBAL

Umpan balik(feedback)

Keterangan:
Masukan: manusia dengan karakter dan jenis kelamin yang berbeda
Proses : - perangkat: peraturan, Undang-undang, dll
- visi, misi, dan tujuan
- profil dan potret manusia yang diinginkan (blue print)
- komponen pendidikan
- Jenjang,jenis dan jalur pendidikan: umum, kejuruan, agama, budaya, olah
raga dan seni
- manajemen pendidikan
- multi disiplin ilmu
 Perangkat: sebagai pedoman untuk melangkah:
- Peraturan : Peraturan Pemerintah (PP)
- Undang-undang: UUD 1945
- Ketetapan dan Keputusan lainnya
 Visi, Misi, tujuan: tertulis untuk dilaksanakan
 Profil dan potret manusia yang diinginkan (blue print): agar memperjelas yang
diinginkan.
 Komponen Pendidikan: Tujuan Pendidikan, Pendidik, Peserta didik, Dana Pendidikan,
Sarana dan Prasarana Pendidikan, Evaluasi, Kurikulum, Metodologi Pengajaran,
Media Pendidikan.
 Jenjang, Jenis dan Jalur Pendidikan.
 Manajemen Pendidikan: ditentukan system, namun dasarnya adalah: perencanaan,
pengorganisasin, pelaksanaan, pengawasan
 Multi disiplin ilmu: Ilmu-ilmu yang terkait.
Keberhasilan pendidikan dapat terlihat dari proses kegiatan pendidikan. Pengelolaan kegiatan yang dilakukan dalam pendidikan melalui manajemen pendidikan.
Deskripsi proses kegiatan:
Melihat fenomena globalisasi, dapatlah “digambarkan” karakteristik manusia yang diharapkan, yaitu: beriman dan taqwa (+ jujur, pengendalian diri) , sehat, kuat, cerdas, berbudaya, terampil, berjiwa integritas dan jati diri kebangsaan, mandiri. Jika digolongkan karakteristik manusia tersebut diperoleh materi-materi: umum dan khusus. Materi umum adalah sejumlah ilmu guna membentuk kecerdasan, dan keterampilan.. Materi khusus adalah sejumlah ilmu guna membentuk manusia yang ber-Iman, dan Taqwa, berbudaya, berjiwa integritas dan jati diri kebangsaan, mandiri. Materi tambahan adalah sehat, kuat melalui olah raga, pemenuhan gizi yang baik dan seimbang.
Materi-materi ini dikemas dalam paket-paket bersama dengan komponen pendidikan. Sistem pengelolaannya menggunakan Manajemen pendidikan. Seluruh kegiatan dilakukan evaluasi dengan maksud untuk melihat kemajuan atau kekurangan dari kegiatan. Keluaran dari program ini diharapkan siap menghadapi globalisasi. Hal yang penting juga adalah adanya umpan balik, yaitu melihat, jika hasil kegiatan masih ada kekurangan maka perlu di proses kembali.
Kesimpulan
1. Implikasi dari era globalisasi ini adalah terjadinya era perdagangan bebas antar negara atau kawasan
2. proses globalisasi mempunyai tiga dimensi pokok yaitu globalisasi ekonomi, globalisasi politik, dan globalisasi budaya
3. Pendidikan adalah suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain.
4. Pendidikan merupakan suatu sistem, dimana komponen-komponen pendidikan sebagai unsur-unsur yang saling berhubungan dan menyatu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen-komponen pendidikan tersebut adalah: Tujuan Pendidikan, Pendidik, Peserta didik, Sarana dan Prasarana Pendidikan, Evaluasi, Kurikulum, Metodologi Pengajaran, Media Pendidikan, Jenjang, Jenis dan Jalur Pendidikan.
Saran
Menyikapi fenomena globalisasi dan refleksinya bagi bangsa Indonesia adalah secara sikap positif, arif dan bijaksana. Kejadian-kejadian globalisasi itu menunjukkan perlunya kita melangkah maju ke depan dengan mempersiapkan diri sesuai bidang kita masing-masing. Yang harus dipersiapkan adalah memanajemen sumberdaya yang dimiliki, terutama sumberdaya manusia melalui pendidikan. Yang pantas mempersiapkan adalah seluruh komponen masyarakat dan pemerintah.
Daftar Pustaka:
1. Tilaar, H.A.R. 1997. Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Era Globalisasi: Visi, Misi, dan Program Aksi Pendidikan dan Pelatihan Menuju 2020. Jakarta: Grasindo.
2. Tim. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Beserta Penjelasannya. Bandung: Citra Umbara.
3. Engkoswara. 1999. Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
4. Engkoswara. 2002. Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembudayaan (hidup dikeluarga, sekolah dan di masyarakat). Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
5. Naisbitt, John & Patricia Aburdene. 1990. Megatrends 2000.
6. Republika. 10 Oktober 2003. “Perlu Sekolah Berwawasan Global”.
Republika. 10 Oktober 2003. “ Partner In Learning, Hanya Satu Contoh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar